BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setelah Rasulullah wafat, kaum muslimin mengalami
perpecahan dan mengalami kebingungan yang sangat. Apalagi yang di rasakan oleh
para sahabat-sahabatnya terutama Abu bakar. Beliaulah yang menenangkan keadaan
pada saat itu dengan pidatonya: “wahai
para manusia, siapa yang menyembah Muhammad, maka sungguh Muhammad telah mati.
Dan barang siapa menyembah Allah, maka Allah adalah zat yang maha hidup dan
takkan mati.”
Para sahabat kemudian berkumpul untuk menentukan
siapa pengganti Rasulullah, tentunya adalah orang yang telah di isyaratkan oleh
Rasulullah sendiri yaitu abu bakar, karena beliaulah yang di suruh Nabi untuk
menggantikan untuk mengimami salat berjamaah ketika Nabi sedang sakit.
Di zaman sahabat ini, islam memulai peradabannya
baik dalam masalah perluasan wilayah, pemerintahan maupun pendidikan.
B. Rumusan masalah
1.
Dalam hal apa saja perkembangan di masa
kepemimpinan khulafa Ar-rasyidin?
BABA II
PEMBAHASAN
ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
Nama asli Abu bakar adalah Abdullah. Beliau di beri gelar '"Atiq" dan "Ash-shiddiq". Ulama berbeda
pendapat kenapa Abu bakar di juluki 'Atiq.
Menurut satu pendapat, karena wajahnya yang tampan. Ada juga yang
berpendapat karena dalam urutan nasab nenek moyangnya, tidak ada seorangpun
yang tercela. Menurut pendapat lain, karena Rasulullah pernah berkata
kepadanya: "engkau 'Atiq (orang
yang di bebaskan) Allah dari api neraka. Sejak saat itu Abu bakar di juluki
dengan 'Atiq. (HR. Tirmidzi)[1]
Sedang julukan Abu bakar dengan Ash-shiddiq, sesuai riwayat Al hakim dari hadits urwah ibn zubair,
dari Aisyah r.a, ia menuturkan, saat nabi s.a.w. melakukan perjalanan isra' ke
masjidil aqsha, orang-orang memperbincangkan cerita itu. Sebagian orang yang
sudah beriman dan membenarkan nabi, setelah mendengarkan cerita tersebut
menyatakan murtad. Lantas mereka melaporkan hal itu kepada Abu bakar
Ash-shiddiq, "apakah kamu di pihak sahabatmu itu, yang mengaku bahwa ia
telah melakukan perjalanan pada malam hari ke baitul maqdis?"
Abu bakar
menjawab, "apa benar ia mengatakan demikian?"
Mereka
menjawab, "ya"
"Jika
memang telah mengatakannya, ia benar," tegas Abu bakar.
"Engkau
membenarkan ia pergi di malam hari ke baitul maqdis, dan telah datang lagi
sebelum subuh?"
"Ya,
dan aku akan terus membenarkannya dengan kabar langit, baik di pagi maupun
malam hari", jawab Abu bakar bergeming. Sejak saat itulah Abu bakar
dijuluki dengan Ash-shiddiq.
Tak ada yang membantah, abu bakar sebagai pembesar quraisy di
masa jahiliyah. Di tengah kaumnya , abu bakar di cintai, terpandang, dan punya
kedudukan tinggi, sebab ia memiliki etika dan akhlak terpuji, menjauhi
adat-adat buruk jahiliyah yang di lakukan kebanyakan orang.
Karakter yang ia miliki ini mendorongnya untuk langsung
menerima dakwah baru dari nabi Muhammad dengan semangat dan penuh kerinduan. Ia
seakan mendapat mutiaranya yang hilang dan selama ini ia nantikan. Abu bakar
termasuk orang yang pertama kali masuk islam, membawa panjinya, dan
bahu-membahu mendakwahkannya bersama nabiMuhammad s.a.w. Ia memiliki peran
besar dala keislaman beberapa sahabat[2].
Berkat dakwahnya, masuk islamlah Utsman Ibn Affan, Zubair
Ibn Awwam, Abdurrahman Ibn Auf, Sa’ad Ibn api Waqqash, Thalhah Ibn Ubaidillah.
Abu bakar mengajak mereka menghadap Rasulullah saat mereka menerima dakwahnya,
merekapun masuk islam dan mendirikan salat.
Saat rasulullah s.a.w. jatuh sakit, abu bakar di perintahkan
mengimami shalat jamaah bersama kaum muslimin. Ketika Rasulullah wafat dan umat
merasakan kesedihan mendalam, serta terjadi perbedaan tentang siapa yang
menjadi khalifah, abu bakar bergegas mengatasi situasi yang tidak kondusif itu.
Muhammad bin ishaq ibn yasar menyampaikan, bahwa az-Zuhri
menuturkan riwayat dari anas bin malik yang menuturkan, setelah di baiat di
saqifah, keesokan harinya abu bakar duduk dan umar berpidato sebelum abu bakar.
Ia membaca hamdalah, lalu memuji
Allah dan berkata,
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku kemarin
menyampaikan sesuatu yang tidak ada dan tidak di temukan di kitabullah
(Al-Qur'an), serta bukan merupakan wasiat rasulullah padaku. Namun aku yakin
rasulullah akan memjadi pihak ketiga selain kita. Allah telah meninggalkan
untuk kalian sesuatu yang telah di pergunakan-Nya untuk memberi hidayah pada
rasulullah s.a.w. jika kalian berpegang teguh padanya, Allah akan memberi
kalian hidayah, sebagaimana Allah telah memberi hidayah pada rasulullah.
Sesungguhnya
Allah telah menjadikan kepemimpinan kalian kepada orang terbaik diantara
kalian, seprang sahabat rasulullah s.a.w. orang kedua dari dua orang ketika
mereka berada di gua. Karena itu, berdirilah dan baiatlah ia!" Orang-orang
yang hadir di sana lantas membaiat abu bakar[3].
Langkah pertama yang dilakukan
Abu Bakar setelah Rasulullah wafat, dan setelah beliau di baiat adalah
meneruskan program pemberangkatan pasukan usamah. Pasukan yang bermukim di
al-juruf ini telah di persiapkan oleh Rasulullah s.a.w. menuju ke Syam. Namun
karena beliau sakit, pemberangkatan di hentikan dan di teruskan pada masa
kepemimpinan Abu Bakar. Kemudian beliau melakukan ekspedisi penumpasan kaum
murtad dan penentang zakat. Beliau juga mengkodifikasikan Al-Qur’an dalam satu
mushhaf, di karenakan banyaknya para penghafal AL-Qur’an yang gugur dam
peperangan dan kekhawatiran beliau terhadap hilangnya AL-Qur’an untuk
zaman-zaman setelahnya. Karena dalam peperangan yamamah saja, 700 orang yang
hafal Al-Qur’an terbunuh. Dan beliau juga melakukan ekspedisi militer ke luar
negeri, seperti ke Persia.
UMAR IBN KHATTAB
Umar (abu hafsh) Ibn khattab Ibn nufail Ibn Abdul uzza Ibn riah Ibn
Abdillah Ibn qirth Ibn razah Ibn adi Ibn ka’ab Ibn lu’ay Ibn galib Ibn fit
la-Adawi la-Quraisy. Nasab Umar bertemu
dengan Rasulullah pada Ka’ab Ibn lu’ay, yakni kakek ke tujuh Nabi Muhammad
s.a.w. dan kakek ke delapan Umar Ibn khattab r.a[4].
Kelebihan yang di miliki Umar adalah
dalam kekuatan dan keberanian. Semua orang Quraisy mengenalnya dengan
sifat itu. Karena itulah, untuk satu urusan, Umar selalu ditunjuk sebaga duta
mereka. Jika misalnya terjadi konflik internal atau perang yang melibatkan kaum
quraisy dengan kaum yang lain, mereka akan mendelegasikan Umar sebagai juru bicara
dan wakil mereka.
Awal mulanya, sahabat Umar bin khattab adalah penentang ajaran islam yang
amat bersemangat “membunuh” agama ini di awal pertumbuhannya. Penentangan dan
permusuhan terhadap Islam itu berlangsung selama 35 tahun. Selama itulah ia
menghabiskan waktunya dalam kejahiliyahan. Namun setelah 35 tahun menentang
islam, ternyata Allah memiliki jalan lain untuk Umar. Allah membuka pintu
hatinya ketika hendak membunuh Rasulullah karena ajarannya yang menyalahi
ajaran nenek moyangnya, tetapi langkah Umar terhenti dan berbelok menuju rumah
saudarinya. Karena Umar mendapat laporan saudari kandungnya itu telah masuk
islam. Dan dari situlah Umar mendengar lantunan ayat suci yang sedang di baca
adiknya. Langka dan niat Umar untuk membunuh Rasulullah pun berubah dengan rasa
kagumnya terhadap keindahan ayat suci. Umar pun akhirnya meminta di antar
menuju Rasulullah dan menyatakan keislamannya. Setelah itu, Umar pun
mengumumkan keislamannya dan menjadi salah satu sahabat Nabi.
Kekhalifahan Umar r.a.
Umar bin Khattab terpilih menjadi khalifah dengan keputusan dari Abu Bakar.
Penunjukan Umar sebagai pengganti Abu Bakar adalah satu keputusan yang sangat
tepat, dan bisa di katakan itu adalah
prestasi terbaik Abu Bakar. Yaitu ketika beliau (Abu Bakar) jatuh sakit,
beliau memanggil Abdurrahman bin ‘Auf, Utsman bin Affan, As’id bin khudair
untuk melakukan konsultasi tentang pendapatnya mengangkat Umar sebagai
penggantinya. Para Sahabat pun setuju dengan keputusannya, tapi Abu Bakar
meminta kepada Utsman untuk menuliskan keputusannya itu dan menyuruh pada para
sahabat yang ada di situ untuk tidak memberitahukannya dulu.
Setelah Abu Bakar Wafat pada hari Senin,
bertepatan pada tanggal 22 Jumadil Akhir tahun 13 H[5],
kemudian jenazahnya dishalatkan bersama-sama yang dipimpin oleh Umar Bin
Khattab. Jenazah Abu Bakar Ash-Shiddiq kemudian dimakamkan di rumah Siti Aisyah
berdampingan dengan makam Nabi Muhammad SAW. maka pemerintahan dipegang oleh
khalifah baru yaitu Umar Bin Khattab. Perpindahan kekuasaan ini terjadi karena
Umar Bin Khattab secara aklamasi telah mendapat persetujuan dari para sahabat
besar dan umat Islam lainnya, sehingga ketika Abu Bakar wafat maka secara
otomatis kepemimpinan itu jatuh ke tangan khalifah Umar Bin Khattab. Umar bin
al-Khaththab Umar bin al-Khaththab al-Faruq menggantikan seluruh tugas-tugasnya
dengan sebaik-baiknya sebagai Amirul Mukminin.
Dalam masa kekhalifahannya, Umar adalah khalifah yang berperan besar dalam
perluasan wilayah islam. Terbukti dengan beberapa penaklukan terhadap
wilayah-wilayah di beberapa jazirah Arab, bahkan sampai juga di Persia. Dan dam
masa jabatannya, penaklukan terbesar yang pernah di lakukannya adalah pada
penaklukan tanah nihawand yaitu kota
besar yang terletak di al-hadhbah
(iraq). Dan beberapa prestasi lainnya seperti peperangan melawan Persia,
penaklukan wilayah jalula, halwan,Bahrain,Iskandar (alexandria) dan
masih banyak lagi. Beliau juga membangun baitul mal dan departemen-departemen
lainnya, membangun kota kuffah dan bashrah. Itu juga termasuk prestasi beliau pada
masa kekhalifahannya.
Jabatan beliau di gantikan oleh
Utsman bin Affan karena musibah yang di alami olehnya, yaitu penikaman sang
khalifah yang di lakukan oleh seorang dari golongan majusi yang berpura-pura
masuk islam. Kejadian itu berlangsung pada saat Umar sedang mengimami jamaah subuh, tiba-tiba abu lu’luah
meloncat dari barisan shaf dan menikam Umar dengan pisaunya. Karena takut dan
kebingungan, akhirnya Abu lu’luah bunuh diri setelah melukai 13 sahabat dan
diantara mereka, 6 sahabat meninggal dunia. Mengetahui sang khalifah teruka,
para sahabat pun membawanya ke kediaman beliau[6].
UTSMAN BIN AFFAN
Beliau
adalah sahabat nabi yang menjadi khalifah ke-3. Sahabat nabi yang satu ini
mempunyai sifat yang sangat pemalu. Ia adalah seorang yang kaya raya dan handal
dalam masalah ekonomi serta dermawan. Banyak harta yang telah ia dermakan pada
kaum muslimin untuk membiayai peperangan, beliau selalu ikut dalam semua
peperangan, kecuali pada perang badar. Dan pada perang tabuk, beliau termasuk
orang yang paling banyak memberikan hartanya. Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah
kedua, diadakanlah musyawarah untuk memilik khalifah selanjutnya. Ada enam
orang kandidat khalifah yang diusulkan yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin
Affan, Abdul Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah
bin Ubaidillah. Selanjutnya Abdul Rahman bin Auff, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair
bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan
Ali yang tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman
menjadi khalifah ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi
khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa
calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H. Utsman menjadi khalifah
di saat pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur. Beliau
menjabat sebagai khalifah sejak tahun 644 M sampai 656 M, dan termasuk golongan
As-sabiqun Al-awwalun (golongan
pertama yang masuk islam).
Selain banyak melakukan perluasan
daerah, dari segi politik, Utsman adalah khalifah pertama yang membangun
angkatan laut. Alasan pembuatan angkatan laut tersebut masih berhubungan dengan
keinginan untuk memperluas daerah Islam. Karena untuk mencapai daerah-daerah
yang akan ditaklukkan harus melalui perairan, Utsman berinisiatif untuk
membentuk angkatan laut. Selain itu, pada saat itu banyak terjadi
serangan-serangan dari laut. Seperti ketika akan menyerang pasukan
raja rum, Dimana mereka mempunyai
pasukan yang sangat banyak sampai berjumlah 600 kapal, tapi pasukan muslimin
tidak menyerah dan akhirnya menekuk lutut muawiyah dan pasukannya. Dan Hal inilah yang semakin memperkuat alasan Utsman
untuk membentuk angkatan laut.
Masa jabatan
Utsman termasuk paling lama (12 tahun) diantara dua khalifah sebelumnya yaitu Abu Bakar dan Umar bin Khattab, dan akhir jabatannya di sebabkan terbunuhnya beliau
karena terdapat fitnah yang beredar pada masa itu. Beliau di bunuh di
kediamannya yang sudah di kepung oleh orang-orang yang telah terhasut oleh
Abdullah bin Saba’, Beliau wafat dalam keadaan berpuasa.
ALI BIN ABI THALIB
Ali bin
abi Thalib bin Abdul Mutalib bin Hasyim bin Abdul Manaf, beliau di lahirkan
sepuluh tahun sebelum islam muncul, dan terpaut jauh dengan umur Nabi Muhammad,
beliau termasuk as-sabiqun al-awwalun (golongan
pertama yang masuk islam) dan Ali juga dikatakan sebagai orang yang pertama
kali masuk islam dalam kategori remaja, karena kategori orang dewasa itu adalah
sahabat Abu Bakar dan dari pihak wanita adalah Siti Hadijah. Dan Ali adalah
orang yang salah seorang yang secara terang-terangan shalat jamaah bersama
Rasulullah dan Siti khadijah di ka’bah. Dan tiga orang inilah yang secara
terang-terangan salat di muka bumi ini. Terpilihnya ali menggantikan utsman itu
karena menurut sahabat, ali adalah sosok yang pantas menggantikan utsman. Dan
menurut orang kuffah, orang yang pertama kali membaiat ali adalah al-Asytar
an-Nakha pada hari kamis tanggal 24 dzulhijjah. Setelah al-Asytar membaiatnya,
kaum muslimin pun mengikuti untuk membaiat Ali.
Usai di baiat, fokus pertama ali
adalah Reshuflle terhadap para
gubernur yang di anggap sebagai rezim utsman yang menjadi pemicu fitnah. Oleh
sebab itu, ali mengirim gubernur-gubernur baru untuk menggantikan
pejabat-pejabat rezim utsman. Beliau mengutus utsman bin hanif ke basrah untuk
menggantikan Abdullah bin amir, imarah bin syihab ke kuffah menggantikan Abu Musa
al-Asy'ari, ubaidillah bin abbas ke yaman menggantikan ya'la bin maniyyah, qais
bin sa'ad bin ubadah ke mesir menggantikan abdullah bin sa'ad, sahal bin hanif
di utus ke syam untuk menggantikan muawiyah bin abi sufyan. Di masa
pemerintahannya, terjadi beberapa konflik, antara lain adalah perang jamal . Di namakan perang jamal
karena tatkala itu Aisyah bepergian bersama thalhah dan zubair menggunakan unta
besar. Mereka ingin menemui Ali untuk menuntut atas pembunuh Utsman.
Sebenarnya, dari dua kubu tidaklah menghendaki untuk terjadi peperangan, tapi
yang menginginkannya adalah para provokator yang takut akan bersatunya kedua
kubu tersebut dan nantinya akan menyerang provokator tersebut (para pembunuh Utsman).
Akhirnya dari para pemberontak menyusup ke kedua pihak dan memfitnahnya agar
peperangan terpecah. Semua berjalan sesuai rencana sang pemberontak, kubu Ali
yang menyangka pihak Aisyah merusak kesepakatan dan sebaliknya, pihak Aisyah
pun tak terhindar dari provokasi sang pemberontak. Dan perang di menangkan dari
kubu Ali dengan tewasnya Thalhah, Muhammad bin Thalhah, Zubair bin Awwam.
Jumlah korban tewas 10.000 jiwa dari kedua belah pihak. Ketika Aisyah akana
meninggalkan kota bashrah, Ali mengirimkan kendaraan,bekal dan perlengkapan.
Ali juga memberikan izin pasukan Aisyah untuk pulang bersama Aisyah. Beliau pun
mengiringi kepulangan ummul mukminin sampai di gerbang kota bashrah. Kini tak
ada lagi yang harus di hadapi Ali selain Mu'awiyah.
Masa kekhalifahan beliau berakhir
setelah beliau dibunuh oleh orang suruhan dari kaum khawarij yang bernama
Abdurrahman bin Muljam (seorang yang hafal Al-Qur’an, puasa ketika siang, dan
beribadah ketika malam). Beliau wafat akibat tusukan Abdurrahman bin Muljam
pada malam ahad tanggal 19 ramadhan tahun 40 H, dalam usia 63 tahun dan di
makamkan di kuffah. Beliau berjasa dalam pembangunan kota kuffah sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan, nahwu, tafsir, dan hadis. Beliau juga menyuruh abu aswad da-duali untuk membuat buku
tentang ilmu nahwu[7].
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam perkembangan pada masa khulafa Ar-Rasyidin ini, terjadi dalam beberapa hal seperti dalam
perluasan wilayah, pemerintahan, dan pendidikan. Pada masa Abu bakar contohnya,
beliau merealisasikan keinginan Rasulullah yang belum tercapai untuk mengirim
pasukan usamah, memerintahkan untuk mengumpulkan teks-teks Al-qur’an, dan
kebijakannya menyatukan presepsi sahabat. Umar yang di kenal dengan keberaniannya
itu pun menorehkan kemajuan untuk kaum muslimin, dan yang paling banyak beliau
torehkan adalah dalam hal perluasan wilayah, beliau juga membangun betul mal.
Di masa Utsman, perluasan kawasan masjidil haram dan masjid Nawawi pun
dilakukan, serta memperindahnya. Dan membukukan Al-Qur’an pun beliau jalankan. Di masa Ali bin Abi
Thalib pun perluasan wilayah masih berjalan, mengembalikan fungsi baitul mal,
serta menjadikan kota kuffah sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan.
Berkat jasa-jasa para khulafa Ar-Rasyidin, islam pun berkembang hingga saat ini
dan bisa sampai ke Indonesia.
[1] Al-Quraibi,Ibrahim, tarikh khulafa,Jakarta: Qisthi Press,2012,hal.107
[2] ibid,hal.113
[3] Ibid,hal.188
[4] Ibid,hal.315
[5] http://muhammadbagaskarapratama.blogspot.in/2013/10/peradaban-islam-pada-masa-abu-bakar.html
[6] Khulasoh Nurul yaqin
[7] https://berangkathajiumroh.wordpress.com/2012/10/13/prestasi-ali-bin-abi-thalib/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar